Dompu, mataperistiwa.com – Sudirman, pasien suspek rabies yang meninggal di RSUD Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), rupanya tak jujur pernah digigit anjing liar. Pria berusia 48 tahun itu baru jujur kepada petugas Puskesmas Kilo ketika dibawa untuk dirawat dengan gejala yang cukup parah.
"Pasiennya jujur ketika di PKM (Pusat Kesehatan Masyarakat), dia ngaku digigit anjing sudah berminggu-minggu yang lalu," kata Kasi Humas dan Pemasaran RSUD Dompu Muhammad Iradat, Kamis (30/11/2023).
Menurut Iradat, pasien asal Desa Kramat, Kecamatan Kilo, Dompu, itu tak menyangka anjing yang menggigitnya terjangkit virus rabies. Sebab setelah digigit, lukanya tidak dibasuh dengan air bersih menggunakan sabun dan disuntik vaksin anti rabies (VAR)
"Keluarganya juga tertutup, kemungkinan pasien tidak menyangka anjing yang menggigitnya adalah anjing rabies," ungkapnya.
Sudirman dan keluarganya baru menyadari setelah dirawat di Puskesmas Kilo dan sesuai petunjuk petugas kesehatan baru dirujuk ke RSUD Dompu.
"Sudah terlambat, kondisi pasien ketika dirawat di RSUD Dompu menunjukkan kondisi yang memburuk, sering mengamuk dan berteriak," ujar Iradat.
Iradat mengatakan proses pemakaman pasien meninggal karena rabies harus mengikuti SOP Kemenkes. Pasien harus dimasukan ke dalam pembungkus dan mayat tidak boleh dalam keadaan terbuka dalam prosesi pemakaman.
"Mayat yang diduga terkena rabies tidak boleh diawetkan atau dibersihkan. Sangat dianjurkan untuk disemayamkan secara kremasi," sebutnya.
Sebelumnya, Sudirman meninggal dunia seusai dirawat selama dua hari di RSUD Dompu. Ia meninggal pada Rabu (29/11/2023) sekitar pukul 21.00 Wita di ruang isolasi khusus setelah dirujuk pada Selasa (28/11/2023) dari Puskesmas Kecamatan Kilo.
Sebelum meninggal, Sudirman sempat menunjukkan gejala seperti mengamuk, takut air, takut angin, dan gejala lain penderita virus rabies. (red.IY)
0 komentar:
Posting Komentar