Solo, mataperistiwa.com – Adanya kiriman paket bunga kantil di sejumlah kantor desa di Kecamatan Sambungmacan, Sragen menimbulkan keresahan para kepala desa. Pasalnya, paket bunga kantil, menyan, beras kuning dinilai identik dengan pengasihan.
Hal ini seperti yang dirasakan oleh Kepala Desa Sedoro Pri Hartono. Pri yang pertama kali menemukan paket bunga kantil itu mengaku resah dengan kiriman bunga tersebut.
"Ditemukan di halaman kantor desa. Ya sempat resah, bunga kantil kan identik dengan pengasihan, apalagi ini menjelang Pilpres 2024," ujarnya saat dihubungi awak media, Rabu (29/11/2023).
Temuan itu pun kemudian di fotonya dan dibagikan ke grup WhatsApp (WA) forum kepala desa di Sragen. Tetapi, tidak diduga ternyata sejumlah desa juga menemukan paket bunga kantil yang sama.
"Di grup WA sejumlah desa ternyata juga mengalami hal yang sama. Beberapa kades sempat resah juga," ucap Pri.
Meski tak memiliki petunjuk siapa yang meletakkan bunga kantil tersebut. Pri menduga pengirim paket bunga kantil tersebut adalah orang yang sama.
"Dugaannya oknumnya sama. Soalnya di bunga kantil itu kan tertulis nama masing-masing desa. Tulisannya identik," jelasnya.
"Namun kami husnuzon saja. Yang penting situasi tetap kondusif," pungkasnya.
Seperti foto yang diterima, paket bunga kantil itu dibungkus menggunakan plastik bening dan terdapat tulisan nama-nama kantor desa tersebut. Isi plastik tersebut berupa bunga kantil, bunga warna putih, beras kuning, telur, menyan hio yang dikemas dalam wadah daun pisang mirip sesajen.
Terpisah Camat Sambungmacan, Budi Santoso mengatakan, bungkusan tersebut tersebar pada Selasa (28/11) lalu. Dan ditemukan pertama oleh Kepala Desa (Kades) Bedoro, Pri Hartono.
"Iya benar, Selasa kemarin, saya mendapatkan laporan adanya teror kiriman bunga kantil di setiap desa di wilayah saya. Yang awalnya tahu itu Pak Kades Bedoro," katanya.
Dirinya mengatakan, sebaran bunga kantil itu menyasar Desa Banaran, Plumbon, Toyogo, Banyurip, Bedoro dan beberapa desa lain. Bungkusan tersebut diletakkan di depan pintu masuk setiap kantor desa.
"Siapa yang naruh kita nggak tahu," ucapnya.
Disinggung apakah kiriman tersebut karena memasuki kampanye Pilpres 2024, dirinya mengaku tidak tahu. "(Masuk kampanye?) nggak tahu, yang pasti kita jangan membuat suasana nggak enak. Kita positif thinking saja," tegasnya.
Dirinya juga meminta masyarakat untuk menanggapi positif kejadian tersebut. Ia juga minta masyarakat tetap rukun meskipun beda pilihan saat Pemilu mendatang.
"Jangan bikin suasana jadi tegang, kita bikin hidup ini enak saja, anggap saja orang yang berdoa untuk keselamatan," pungkasnya. (red.IY)
0 komentar:
Posting Komentar