Semarang, mataperistiwa.com - The 23rd Annual International Conference on Islamic Studies 2024 (AICIS) digelar di Semarang. Konferensi para akademisi studi Islam itu diharap bisa melahirkan solusi berbagai krisis global.
"AICIS bukan hanya sebagai forum akademik yang eksklusif dan teoretik, tetapi sebagai forum akademik yang sekaligus memberikan tawaran solusi berbagai krisis global," kata Dirjen Pendis Kemenag, Prof. Dr. Muhammad Ali Rhamdani saat pembukaan di UIN Walisongo, Semarang, Jumat (2/2/2024).
Kali ini AICIS menyoroti masalah perdamaian. Hal itu dilatarbelakangi krisis kemanusiaan khususnya peperangan di Timur Tengah dan Rusia-Ukraina.
"Fenomena di atas menyebabkan krisis kemanusiaan global karena hilangnya moralitas agama yang selama ini menjadi kendali bagi sikap dan tindakan yang dilakukan oleh manusia," ujar Dani.
Dani juga menyampaikan bahwa dalam penyelenggaraan konferensi ini akan ada sesi Religious Leaders Summit. Forum itu akan dihadiri para pemimpin otoritas agama dari berbagai negara di wilayah ASEAN.
"Forum ini akan melahirkan kesepakatan rekomendasi dalam bentuk Semarang Charter," katanya.
14 tokoh agama yang dijadwalkan akan hadir dalam pertemuan tingkat tinggi ini, yaitu: KH. Yahya Cholil Staquf (Indonesia); Dr. KH. Abdul Ghafur Maimoen, MA (Indonesia); Prof. Dr. Hilman Latief (Indonesia); Prof. Philip Kuntjoro Widjaja (Indonesia); Venerable Dr. Yon Seng Yeath (Kamboja); YB Datuk Dr. Hasan bin Bahrom (Malaysia); Phra Dr. Anilman Dhammasakiyo (Thailand); Dr. A. Elga J. Sarapung (Indonesia); I Nyoman Jujur (Indonesia); Prof. Dr. Hassanein Al-Saeed Hassanein Ahmed (Mesir); dan Dr. Jassim Mohammed Harjan (Iraq).
14 tokoh tersebut akan mendiskusikan untuk membuat rekomendasi penting bagi pembangunan peradaban dunia yang lebih baik. Semarang Charter direncanakan akan diserahkan kepada Kemenlu untuk disuarakan secara global di PBB.(red.Tim)
0 komentar:
Posting Komentar