Menurut Gus Ipul, keunggulan suara Prabowo-Gibran di kalangan warga NU versi survei indikator menunjukkan PKB salah strategi atau salah resep. Sehingga, banyak kiai dan ulama yang sebelumnya mendukung Muhaimin Iskandar, mengalihkan dukungannya.
"Lihat hasil survei indikator tadi, saya rasa PKB salah resep sehingga banyak kiai yang mengalihkan dukungan, termasuk tentu juga warga NU. Mungkin karena strateginya, mungkin karena pernyataan-pernyataannya yang tidak simpati, menyerang, dan mengembangkan isu yang tidak perlu. Akhirnya suaranya stagnan khususnya, di kalangan warga NU," ungkap Gus Ipul usai menjadi narasumber dalam rilis survei terbaru Indikator Politik Indonesia, Kamis (1/2/2024).
"Gus Muhaimin belum ada strategi atau resep yang jitu untuk merangkul warga NU, bahkan ulama-ulama yang dulunya mendukung, sekarang pelan-pelan berubah. Ini juga harus dilihat sebagai sebuah fakta yang tergambar dalam survei tadi," bebernya.
Gus Ipul mengaku tidak kaget dengan hasil survei itu. Menurutnya, selain faktor dari Presiden Jokowi, Prabowo selama ini juga dekat dengan kiai dan ulama NU.
"Kalau lihat survei indikator yang kita baca, menunjukkan kekuatan atau pengaruh Pak Jokowi dan kiai serta ulama NU sangat berperan dalam mendongkrak suara Pak Prabowo dan Mas Gibran. Pak Prabowo juga memang cukup lama membangun hubungan dengan kiai-kiai dan ulama-ulama NU. Bisa dikatakan, beliau (Prabowo) ini NU kultural," kata Gus Ipul.
Gus Ipul menceritakan kedekatan Prabowo dengan kiai-kiai dan ulama-ulama NU sudah terjalin sejak lama. Hubungan kedua belah pihak itu, kata Gus Ipul, sangat emosional.
"Saya masih ingat bagaimana hubungan Pak Prabowo dengan Pesantren Ploso, khususnya dengan almarhum Gus Munif Jazuli itu sangat dekat sekali. Sampai dengan sekarang hubungannya terpelihara termasuk hubungan dengan kiai-kiai dan ulama-ulama pengasuh pesantren yang lain," jelasnya.
"Saya juga masih ingat betul bagaimana tahun 2014 Pak Prabowo bertemu ulama, kiai, dan pengasuh pesantren se-Jawa Timur di Pondok Pesantren Alyasini (Pasuruan) yang langsung dipimpin Kiai Mas Subadar (Pasuruan) waktu itu. Luar biasa, kiai-kiai itu hubungan dengan Pak Prabowo menjadi hubungan yang sangat emosional," urainya.
Menjelang Pilpres, kata Gus Ipul, kai-kiai dan ulama-ulama itu menyatakan dukungannya kepada Prabowo. Mereka mendukung dengan caranya masing-masing.
"Memang kiai-kiai nggak ketemu langsung dengan Pak Prabowo dan mereka mungkin tidak ingin ketemu. Tapi menyatakan dukungannya di komunitas masing-masing, di desa, dan di kampung. Mereka mendukung dengan caranya sendiri. Tidak ingin apa-apa, tidak ingin mendapatkan apa-apa, ya tentu yang dititipkan adalah keselamatan Indonesia. Ini yang saya rasakan," terang Gus Ipul.
Selain itu, menurut Gus Ipul, Prabowo-Gibran mampu meningkatkan terus suaranya karena strategi yang tepat dan terukur.
Gus Ipul mengaku tidak kaget dengan hasil survei itu. Menurutnya, selain faktor dari Presiden Jokowi, Prabowo selama ini juga dekat dengan kiai dan ulama NU.
"Kalau lihat survei indikator yang kita baca, menunjukkan kekuatan atau pengaruh Pak Jokowi dan kiai serta ulama NU sangat berperan dalam mendongkrak suara Pak Prabowo dan Mas Gibran. Pak Prabowo juga memang cukup lama membangun hubungan dengan kiai-kiai dan ulama-ulama NU. Bisa dikatakan, beliau (Prabowo) ini NU kultural," kata Gus Ipul.
Gus Ipul menceritakan kedekatan Prabowo dengan kiai-kiai dan ulama-ulama NU sudah terjalin sejak lama. Hubungan kedua belah pihak itu, kata Gus Ipul, sangat emosional.
"Saya masih ingat bagaimana hubungan Pak Prabowo dengan Pesantren Ploso, khususnya dengan almarhum Gus Munif Jazuli itu sangat dekat sekali. Sampai dengan sekarang hubungannya terpelihara termasuk hubungan dengan kiai-kiai dan ulama-ulama pengasuh pesantren yang lain," jelasnya.
"Saya juga masih ingat betul bagaimana tahun 2014 Pak Prabowo bertemu ulama, kiai, dan pengasuh pesantren se-Jawa Timur di Pondok Pesantren Alyasini (Pasuruan) yang langsung dipimpin Kiai Mas Subadar (Pasuruan) waktu itu. Luar biasa, kiai-kiai itu hubungan dengan Pak Prabowo menjadi hubungan yang sangat emosional," urainya.
Menjelang Pilpres, kata Gus Ipul, kai-kiai dan ulama-ulama itu menyatakan dukungannya kepada Prabowo. Mereka mendukung dengan caranya masing-masing.
"Memang kiai-kiai nggak ketemu langsung dengan Pak Prabowo dan mereka mungkin tidak ingin ketemu. Tapi menyatakan dukungannya di komunitas masing-masing, di desa, dan di kampung. Mereka mendukung dengan caranya sendiri. Tidak ingin apa-apa, tidak ingin mendapatkan apa-apa, ya tentu yang dititipkan adalah keselamatan Indonesia. Ini yang saya rasakan," terang Gus Ipul.
Selain itu, menurut Gus Ipul, Prabowo-Gibran mampu meningkatkan terus suaranya karena strategi yang tepat dan terukur.
"Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa merangkul banyak pihak termasuk para ulama," tegasnya.
Kamis (1/2/2024), Prabowo-Gibran unggul di survei Indikator Politik Indonesia. Survei ini dilakukan di Jatim pada 14-19 Januari 2024.
Survei itu dilakukan terhadap 810 sampel dari seluruh kabupaten/kota di Jatim yang diwawancara tatap muka dengan margin of error ±3,5% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi mengatakan bahwa sebanyak 58% suara untuk Prabowo-Gibran di Jatim itu berlatar belakang agama Islam dan merasa dekat dengan NU.
Hasil survei dengan metode multistage random sampling itu, kata Burhanudin, menunjukkan bahwa suara untuk Prabowo-Gibran meninggalkan jauh 2 pesaingnya di kisaran angka 15-20%.
"Jadi pendukung paslon 02 yang mengaku beragama muslim dan merasa dekat dengan NU itu 58%," kata Burhanudin, Kamis (1/2/2024).(red.Tim)
0 komentar:
Posting Komentar