Surabaya, mataperistiwa.com - Diskusi konstruktif dan gayeng terjalin dalam pertemuan Khofifah Indar Parawansa dengan Duta Besar Thailand untuk Indonesia H.E Mr Prapan Disyatat di Surabaya, Rabu (28/2) malam.
Dalam pertemuan yang dikemas dalam jamuan makan malam tersebut, Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 dan Mr Prapan Disyatat tampak serius tapi santai membahas berbagai potensi peningkatan kerjasama dua negara antara Thailand dan Indonesia, khususnya Jawa Timur.
Khofifah mengatakan, Thailand merupakan negara strategis yang saat ini sangat berkembang di sektor pariwisata dan perdagangan. Dalam lima tahun terakhir, Thailand tercatat masuk dalam sepuluh besar negara tujuan ekspor utama Jawa Timur. Sehingga, ke depan kerjasama lebih erat sangat potensial untuk ditingkatkan dan dikembangkan.
"Alhamdulillah malam ini kami berkesempatan untuk bertemu dengan H.E Mr Prapan Disyatat. Sebuah kehormatan bahwa dalam kunjungannya selama empat hari di Jawa Timur, beliau menyempatkan diri untuk berdiskusi intens terkait prospek kerjasama antara Thailand dengan Jawa Timur ke depan," kata Khofifah.
Di momen ini, banyak peningkatan kerja sama yang dibahas. Mulai dari sektor industri, pelayaran, pertanian, industri halal, permakanan dan juga pariwisata. Bahkan, Dubes Thailand tersebut juga membawa sejumlah calon investor yang berminat untuk berinvestasi di Jawa Timur.
"Banyak yang kami bahas dalam pertemuan kali ini. Salah satunya Dubes Thailand menyampaikan bahwa beliau ke Jatim selama empat hari ini dengan membawa banyak calon investor untuk menjajaki investasi di Jatim khususnya di sektor green industry," kata Khofifah.
"Green industry juga sangat getol dikembangkan di Jatim dan Indonesia. Untuk itu mereka tadi juga menyampaikan bagaimana dukungan pemerintah dalam pengembangan industri hijau, khususnya apakah ada insentif bagi investor Thailand yang berinvestasi green industry di Jatim," urai Khofifah.
Dalam kesempatan ini, Khofifah juga banyak berdiskusi dengan Duta Besar Thailand terkait kerjasama di bidang ketahanan pangan dan industri halal.
Sebagaimana diketahui, Jawa Timur kaya akan produksi makanan dan minuman halal serta beraneka ragam produk halal. Bahkan Jatim juga memiliki Kawasan Industri Halal yang fokus menjadi wadah pengembangan dan perdagangan produk-produk halal ke mancanegara di dunia.
"Ternyata mereka juga sangat tertarik untuk bekerjasama dengan Jatim dalam hal pengembangan industri halal. Kita tahu bahwa pariwisata di Thailand sangat berkembang dan banyak mendatangkan wisatawan dari berbagai negara dunia. Sehingga penyediaan produk halal sebagai support sektor pariwisata sangat dibutuhkan," tegas Khofifah.
Hal ini tentu menjadi peluang tersendiri bagi Jawa Timur untuk bisa mengisi kebutuhan produk halal di Thailand. Yang mana di Jawa Timur ketersediaan produk-produk halalnya sangat berlimpah. Hal ini akan membuahkan potensi ekspor bagi para pelaku industri halal dari Jawa Timur.
Tak sampai di sana, yang juga menjadi bahasan dalam pertemuan ini adalah kemungkinan dibukanya penerbangan langsung dari Surabaya ke Bangkok. Sebab, selama ini penerbangan dari Surabaya ke Bangkok harus transit lebih dulu ke Malaysia atau Singapura.
"Dengan semakin berkembangnya pariwisata di Thailand, juga semakin banyaknya mahasiswa Thailand yang studi di Jatim, sangat dibutuhkan adanya saranan transportasi yang memungkinkan adanya direct flight dari Surabaya ke Bangkok dan sebaliknya. Tentu ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dua wilayah sekaligus jika hal ini terealisasi," tambah Khofifah.
Yang menarik, dalam pertemuan ini, Khofifah juga turut memperkenalkan batik gentongan Madura pada istri dari Dubes Thailand untuk Indonesia Rutchanee Uerpairojkit. Bukan sembarangan, batik gentongan ini merupakan karya batik khas Jawa Timur tepatnya dari Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan.
Batik Gentongan memiliki ciri khas motif hingga proses pembuatan yang berbeda dengan batik lainnya. Batik gentongan dibuat dengan teknik khusus yang membuatnya harus dibuat dalam waktu berbulan-bulan.
Batik gentongan dibuat dengan proses pengerjaan yang panjang. Yaitu direndam dalam gentong selama tiga sampai enam bulan, baru kemudian digambar. Tidak selesai sampai di sana, batik yang belum jadi tersebut direndam lagi selama tiga sampai empat bulan.
"Karena teknik pembuatannya yang begitu panjang, membuat batik gentongan istimewa. Sengaja kami kenalkan pada istri Duta Besar Thailand untuk Indonesia yaitu Madam Rutchanee Uerpairojkit, agar batik gentongan asal Tanjung Bumi Jawa Timur bisa ikut mendunia," pungkas Khofifah.(red.w)
0 komentar:
Posting Komentar