Selasa, 27 Februari 2024

Tangis Histeris Paman Datangi Ponpes Tempat Bintang Tewas Dianiaya Senior


Kediri, mataperistiwa.com - Tangis histeris terjadi di Pondok Pesantren Al Hanafiyah Kediri. Tangisan ini berasal dari Suryanto, paman Bintang Balqis Maulana (14), santri asal Banyuwangi yang meninggal dunia usai dihajar 4 seniornya.


Tangis Suryanto pecah kala bertemu dengan Pengasuh Ponpes Al Hanifiyah, Fatihunnada atau Gus Fatih. Suryanto yang juga memondokkan anaknya di ponpes ini mengaku tak menyangka, sang keponakan tewas dengan tragis.


"Sedih, sedih sekali. Dan kita tidak ada harapan seperti ini. Karena Bintang anak saya, nyunat pun juga saya. Sedih, sedih sekali. Semua orang tua sedih," kata Suryanto sambil mengusap air matanya, Selasa (27/2/2024).


Suryanto mengaku tak bisa membayangkan bagaimana penderitaan Bintang saat dihajar seniornya.



"Saya juga bayangin gimana sakitnya Bintang. Terlalu itu pak, kenapa kok bisa terlalu itu teman-temannya menghajar. Karena kalau faktor X itu kan dia harus dihantam dengan ilmu, bukan kekerasan seperti ini yang saya sesalkan," imbuh Suryanto.


Sementara itu, Suryanto menyerahkan proses hukum ke polisi. Ia meminta polisi tegas mengusut kasus ini hingga tuntas. Ia juga meminta pondok pesantren untuk melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang.


"Jalur hukum agar tetap berjalan, orang tuanya salahnya apa. Mungkin ada salah orang tua, sehingga Allah menegur begitu beratnya kepada kami. Keluarga saya, keluarga adik saya dan keluarga dari pondok agar lebih perhatian kepada anak-anak santri," harapnya.


Sebelumnya, santri bernama Bintang Balqis Maulana, asal Banyuwangi meninggal diduga usai dianiaya di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Korban meninggal pada Jumat (23/2) siang.


Kasus ini terungkap setelah viral video kemarahan keluarga korban kepada pria yang mengantarkan jenazah korban pulang ke Banyuwangi. Di mana, darah masih berceceran dari kain kafan korban. Video tersebut beredar di media sosial hingga grup WhatsApp.


Sebelum meninggal, Bintang juga sempat mengirim pesan kepada keluarganya di Afdeling Kampunganyar, Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi melalui WhatsApp (WA). Pesan itu berisi permintaannya untuk dipulangkan dari pondok yang berada di Kecamatan Mojo, Kota Kediri. Bintang mengaku sudah tidak kuat berada di sana.


Dalam pesannya kepada keluarga, Bintang sempat mengaku ketakutan. Namun, dia tidak menjelaskan apa yang membuatnya takut.


"Cpet sini. Aku takut maaa. Maaa tolonggh. Sini cpettt jemput," ujar Bintang dalam pesan WhatsApp.



Keluarga tak menduga ternyata itu adalah pesan terakhir dari Bintang. Pada Sabtu (24/2), Bintang benar-benar pulang. Akan tetapi, ia pulang dalam keadaan kaku tak bernyawa. Kepulangan Bintang menyisakan kesedihan mendalam bagi keluarga. (red.w)


0 komentar:

Posting Komentar