Minggu, 05 Mei 2024

Kilatan Cahaya Hijau di Langit Jogja yang Ternyata Meteor


Jogja , mataperistiwa.com -Postingan  bernarasi kilatan cahaya hijau di langit Jogja menjadi perbincangan di media sosial. Sejumlah pakar menyebut kilatan misterius itu diduga kuat adalah meteor. Begini penjelasannya.

Kilatan Hijau
Kilatan hijau di langit Jogja itu disebut terjadi pada Sabtu (5/5) pukul 22.12 WIB.

"Ketampakan ini adalah meteor terang atau fireball," kata astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (5/5/2024).

Pria yang juga menjabat Wakil Sekretaris Lembaga Falakiyah PBNU ini menuturkan kilatan itu tak hanya terpantau di langit Jogja. Beberapa laporan menyebutkan ada warga yang melihat di wilayah timur dan utara Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Dari laporan terpantau juga di kawasan Jogja, Solo Raya, Magelang, dan Semarang," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyebut kilatan ini terekam tanpa titik spike. Ini ada ciri khas pemecah belahan atau fragmentasi saat memasuki atmosfer Bumi.

Dari hasil pengamatannya, meteor ini juga tidak menghasilkan dentuman suara atau sonic boom. Berdasarkan data pantauan ini, meteor ini memiliki magnitudo antara -6 hingga -7.

"Artinya pada puncaknya meteor terang ini 20 kali lebih terang dibanding Venus," ujarnya.

Terkait warna hijau pada ekor meteor, Marufin menuturkan adanya indikasi konsentrasi nikel yang tinggi. Dia juga menduga meteor ini adalah pecahan asteroid. Kejadian ini tergolong wajar dalam dunia astronomi.

Dia juga memastikan bahwa meteor ini bukanlah Eta Aquarid. Diketahui bahwa Bumi akan disajikan hujan meteor Eta Aquarid pada 5 dan 6 Mei 2024.

"Karena lintasannya dari selatan dan terlihat sebelum tengah malam, meteor terang ini bukan meteor Eta Aquarid," imbuhnya.

Kilatan Meteor Hijau Lintasi Langit Jogja, Terangnya Lebihi Venus
Lebih Terang dari Venus
Selain itu, kilatan yang terlihat dissebutnya memiliki tingkat terang yang melebihi planet Venus.

Marufin menuturkan setiap benda langit memiliki tingkat terangnya masing-masing. Skala penghitungan tingkat terang adalah magnitudo. Jika angkanya positif maka cahaya yang dihasilkan semakin redup.

"Makin besar nilai positifnya, makin redup. Kalau negatif, artinya terang. Makin kecil nilai negatifnya, maka makin terang. Batasnya adalah magnitudo 0, yang dimiliki bintang Sirius," jelasnya.

Benda langit paling terang yang teramati dari bumi adalah matahari. Marufin menuturkan bintang raksasa ini tercatat dengan magnitudo -26,7. Sementara bulan purnama menjadi benda langit paling terang kedua, dengan magnitudo -12.

"Sementara Venus jadi benda langit paling terang ketiga, dengan magnitudo -4," katanya.

"Kalau meteor terang ini punya magnitudo anggap saja -7. Maka jelas dia lebih terang dibanding Venus. Tingkat terangnya 15 kali lebih terang dibanding Venus," ujarnya.

Terkait asal-usul meteor, Marufin mengakui bisa terlacak. Dengan syarat adanya rekaman lengkap melintasnya meteor dari berbagai arah. Setidaknya minimal ada dua rekaman yang memperlihatkan lintasan meteor.

"Bisa, asal ada minimal dua rekaman meteor terang ini. Sehingga profil lintasannya di atmosfer bisa direduksi. Selanjutnya prakiraan orbitnya saat mengelilingi Matahari bisa diturunkan, tentu saja melalui astrodinamika," katanya.
Lebih lanjut, ia menyebut kilatan ini terekam tanpa titik spike. Ini ada ciri khas pemecah belahan atau fragmentasi saat memasuki atmosfer Bumi.

Dari hasil pengamatannya, meteor ini juga tidak menghasilkan dentuman suara atau sonic boom. Berdasarkan data pantauan ini, meteor ini memiliki magnitudo antara -6 hingga -7.

"Artinya pada puncaknya meteor terang ini 20 kali lebih terang dibanding Venus," ujarnya.

Terkait warna hijau pada ekor meteor, Marufin menuturkan adanya indikasi konsentrasi nikel yang tinggi. Dia juga menduga meteor ini adalah pecahan asteroid. Kejadian ini tergolong wajar dalam dunia astronomi.

Dia juga memastikan bahwa meteor ini bukanlah Eta Aquarid. Diketahui bahwa Bumi akan disajikan hujan meteor Eta Aquarid pada 5 dan 6 Mei 2024.

"Karena lintasannya dari selatan dan terlihat sebelum tengah malam, meteor terang ini bukan meteor Eta Aquarid," imbuhnya.

Kilatan Meteor Hijau Lintasi Langit Jogja, Terangnya Lebihi Venus
Lebih Terang dari Venus
Selain itu, kilatan yang terlihat dissebutnya memiliki tingkat terang yang melebihi planet Venus.

Marufin menuturkan setiap benda langit memiliki tingkat terangnya masing-masing. Skala penghitungan tingkat terang adalah magnitudo. Jika angkanya positif maka cahaya yang dihasilkan semakin redup.

"Makin besar nilai positifnya, makin redup. Kalau negatif, artinya terang. Makin kecil nilai negatifnya, maka makin terang. Batasnya adalah magnitudo 0, yang dimiliki bintang Sirius," jelasnya.

Benda langit paling terang yang teramati dari bumi adalah matahari. Marufin menuturkan bintang raksasa ini tercatat dengan magnitudo -26,7. Sementara bulan purnama menjadi benda langit paling terang kedua, dengan magnitudo -12.

"Sementara Venus jadi benda langit paling terang ketiga, dengan magnitudo -4," katanya.

"Kalau meteor terang ini punya magnitudo anggap saja -7. Maka jelas dia lebih terang dibanding Venus. Tingkat terangnya 15 kali lebih terang dibanding Venus," ujarnya.

Terkait asal-usul meteor, Marufin mengakui bisa terlacak. Dengan syarat adanya rekaman lengkap melintasnya meteor dari berbagai arah. Setidaknya minimal ada dua rekaman yang memperlihatkan lintasan meteor.

"Bisa, asal ada minimal dua rekaman meteor terang ini. Sehingga profil lintasannya di atmosfer bisa direduksi. Selanjutnya prakiraan orbitnya saat mengelilingi Matahari bisa diturunkan, tentu saja melalui astrodinamika," katanya. ( Red.Ra )

0 komentar:

Posting Komentar