Sabtu, 04 Mei 2024

Nasib Tragis Siswi SD di Lamongan Meninggal Diduga Korban Bully di Sekolah


Lamongan, mataperistiwa.com - AR (12), seorang siswi SD di Karanggeneng, Lamongan, meninggal setelah diduga jadi korban bully temannya. Polisi kini telah memeriksa sejumlah saksi setelah keluarga korban melapor.

Kasi Humas Polres Lamongan Ipda Andi Nur Cahya mengaku telah menerima laporan yang dilayangkan keluarga korban. Kasus itu kini telah ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).

Dari keterangan saki yang telah diperiksa, lanjut Andi, insiden itu terjadi pada Senin (19/2/2024) sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu, pada korban dan pelaku saling bergurau sebelum upacara bendera.

Saat bergurau itu lah, antara pelaku dan korban saling membenturkan bahu mereka masing-masing secara bergantian. Korban lalu menarik jilbab pelaku dan hampir lepas.

Dari situ, korban kemudian berlari menghindari kejaran pelaku yang ingin membalas. Saat pelaku ingin memukul, korban terpeleset di lantai cor dalam keadaan tengkurap.

"Korban kemudian ditolong oleh terlapor (pelaku) bersama dengan wali kelasnya dan dibawa ke Puskesmas Karanggeneng," terang Andi, Sabtu (4/5/2024).

Pihak sekolah selanjutnya mengabari orang tua korban. Karena kondisinya terus memburuk, korban selanjutnya dirujuk ke RS Muhammadiyah Lamongan hingga RSU dr Soetomo. Namun pada Senin, 11 Maret 2024 korban dinyatakan meninggal dunia.

Tak terima, keluarga korban kemudian melapor ke Polres Lamongan. Saat ini Unit PPA Satreskrim Polres Lamongan masih melakukan penyelidikan.

"Penyelidikan masih terus kami lakukan, nanti perkembangan akan kami sampaikan," pungkas Andi.

Andi juga menyebut baik sekolah maupun keluarga pelaku sudah beritikad baik. Hal ini didasarkan pada pemeriksaan saksi-saksi baik dari teman korban dan sejumlah guru korban. Bahkan pihak sekolah dan keluarga juga telah memberikan santunan saat membesuk korban saat dirawat di rumah sakit.

"Kepala sekolah, wali kelas dan ibu terlapor menerangkan jika sudah ada itikad baik yang dilakukan sejak awal dengan mengantar korban ke rumah sakit, membesuk korban dan memberi santunan melalui ibu korban dari mulai korban masih sakit hingga meninggal dunia," terang Andi, Sabtu (4/5/2024).

Senada, pendamping keluarga korban, Pupuh Lingga Mardi juga membenarkan sekolah dan keluarga terlapor sudah menjenguk dan memberi santunan untuk pengobatan. Ini dilakukan saat korban dirawat di RS Muhammadiyah.

"keluarga pelaku ini datang ngasih uang Rp 800 ribu. Pas di RS Muhammadiyah, itu pihak sekolah ngasih uang Rp 1 juta," ujar Mardi.

Kesaksian Wali Kelas Korban


Agus Purwanto, wali kelas korban menyebut korban selama ini dikenal sosok murid yang baik dan ceria. "AR ini anaknya baik, ceria dan banyak temannya," kata Agus kepada wartawan, Sabtu (4/5/2024).

Agus menuturkan pada saat kejadian dirinya bersama kepala sekolah sedang ada di depan pintu gerbang sekolah untuk menyambut kedatangan siswa sebelum upacara berlangsung. Ketika itu ia membantu menyeberangkan siswa yang akan masuk ke sekolah.

"Pada saat itulah ada laporan ke kepala sekolah kalau ada anak kelas 6 yang terjatuh dan nafasnya sesak," ujarnya.

Usai mendapat laporan tersebut, terang Agus, kepala sekolah memberitahu dirinya sehingga ia langsung berlari ke lokasi.

"Saat sampai di sana, saya tahu kalau anak itu dipangku oleh temannya dan dikelilingi teman-temannya," imbuhnya.

Tanpa bertanya ada apa atau kenapa, Agus kemudian bergegas memanggul sang anak itu ke sepeda motor. Pada saat itu, Agus juga bertanya siapa saja yang tadi telah bermain dengan korban sehingga anak-anak pun mengaku.

"Anak yang paling dekat dengan korban ketika bermain saya ajak ke puskesmas untuk mengantar korban," jelasnya.

Agus juga menuturkan jika selang 1 hari setelah korban dibawa ke rumah sakit di Lamongan, pihaknya langsung membesuk korban. Pada saat mau pulang, pihak sekolah juga telah memberikan santunan kepada keluarga korban. (red.RA)


0 komentar:

Posting Komentar