banner 728x250

Bupati Lebak Hasbi Jayabaya Bersuara lantang, Rakyat Butuh Kinerja Nyata , Bukan Omon- Omon

  • Share
banner 468x60

Lebak — Perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Alun-alun Rangkasbitung berlangsung meriah, namun tercoreng oleh sikap arogan Bupati Hasbi A Jayabaya saat menyampaikan sambutan resmi di hadapan masyarakat dan tamu undangan.

Example 300x600

Dalam pidato yang seharusnya penuh dengan semangat kebersamaan, Bupati justru menunjukkan sikap yang dianggap arogan dan mengancam bawahan dan sejumlah pihak.

Bupati Lebak Hasby Asidiki Jayabaya dalam pidatonya memaparkan, ” Jalan desa aya 1600 kilo meter rusak jumlah desa aya 340 , para kepala desa anu hadir di dieu inget aya Undang Undang desa nomor 6 tahun 2014, aing Bupati, bakal dipariksa ku aing dararia dana desana, jalan desa rusak make mobil mah portuner mararewah. Ulah macem macem dararia ka aing dipariksa ku aing dana desa. Aing ieu turunan jawara.  Ini kata kata yang terlontar dari mulut Bupati Lebak di hari yang sakral bagi bangsa indonesia.

Unggahan video amatir warga yang merekam momen tersebut kini viral di media sosial. Warganet ramai-ramai mengkritik gaya kepemimpinan Bupati yang dianggap tidak mencerminkan sikap layaknya seorang pemimpin yang bijaksana. Hal itu di katakan Idham Ketua Kumala Perwakilan Rangkasbitung kepada media ini, Kamis, 21/08/2025

Menurut Idham , tentunya patut diapresiasi dengan niat baik bupati kabupaten Lebak,namun tidak perlu disampaikan di tempat umum terlebih di momen sakral seperti acara kenegaraan upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Sekalipun disampaikan di depan umum perlu dengan tutur bahasa yang baik karna pada acara itu tidak hanya dihadiri oleh orang tua namun banyak siswa/siswi dibawah umur yang belum pantas untuk mendengar bahasa bahasa kasar yang diucapkan oleh Bupati Lebak.

” Saya rasa ucapan tersebut perlu diimplementasikan dengan kerja yang kongkret. Bupati Lebak harus bisa membuktikan kepada masyarakat kabupaten Lebak, jangan cuman Omon omon dan berbicara keras di mimbar. Seorang pemimpin diuji dan diukur dari pola pikir juga kinerjanya bukan dari intonasi gaya bahasa dengan nada tinggi”, imbuh Idham ketua PW Kumala Rangkasbitung

Sementara Ketua Umum Badak Banten Perjuangan Eli Sahroni mengatakan, tidak harus alergi terhadap kritikan warga karena kritikus itu bukan benci tapi bentuk kecintaan dan perhatian. Lebih baik konsentrasi pada pola pikir yang baik dan implementasikan program kerja daripada mempermasalahkan kritikus alias orang yang mengkritik, apalagi hindari jangan sampai ada nada mengancam terhadap aktivis yang mengkritisi, karena hal itu bukan membuat kondusif justru menambah persoalan baru.

” Tidak harus ditanggapi oleh pemahami kiri, toh kritikan itu bentuk kecintaan dan perhatian kepada orang yang dikritik, hindari bentuk ancaman terhadap kritikus jika ingin baik – baik saja”, kata Eli Sahroni // Red

banner 325x300
banner 120x600
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *